expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Keep Calm And Always Support JKT48^_^

Jumat, 14 Februari 2014

Inspired By@ShaniaJKT48




 KAU TETAP TEMAN TERBAIKKU
     Inspired by@ShaniaJKT48





 Shania dan Dhike bersahabat sejak Smp, ketika masuk SMA merekapun bersama lagi.

Saat disekolah merekapun kemana- kemana selalu bersama, ketika Shania mendapat masalah Dhike selalu membantunya begitu pula sebaliknya. Shania adalah orang kaya, dia berwajah manis sama seperti sahabatnya Dhike, namun Dhike tak sekaya Shania,Dhike hanyalah anak seorang satpam swalayan. Sedangkan Shania adalah anak seorang pengusaha. Ketika ayahnya Dhike diberhantikan kerja,Shania meminta papanya agar memperkerjakan ayah Dhike di perusahaan keluarganya sebagai satpam.Shania dan Dhike sama – sama anak yang sayang keluarga,tetapi yang membedakan mereka berdua adalah Shania memiliki sifat egois dan pendendam, sedangkan Dhike adalah seorang pemaaf dan ramah, sifat mereka berbeda 180 derajad. Entah mengapa mereka bisa bersahabat, hanya mereka berdualah yang bisa menjawabnya. Pernah saat seseorang mengerjai Dhike dengan mengempeskan ban sepeda Dhike,Shania bersikeras ingin membalasnya, namun dilarang oleh Dhike. Diam – diam Shania menyelidikinya dan menemukan pelakunya, ternyata pelakunya adalah Beby teman 1 kelasnya yang iri akan kedekatan Dhike dengan Dendy.


Tanpa berpikir panjang Shania menghampiri Beby dan menamparnya. “apa–apaan si lo, datang-datang main tampar ajah”.cibir Beby sambil mengusap pipinya yang merah karena ditampar Shania. “Dasar pengecut lo, sok gak tau kesalahan lo apa, gw tau lo yang ngempesin ban nya si Dhike kan ?” sepeda tersebut, dia masuk kedalam rumahnya dan memanggil- manggil ibunya. Ibunya yang sedari tadi berada di dapur datang menghampiri anak sulungnya. “bu itu sepeda siapa? ”Tanya Dhike kepada ibunya. “oh, sepeda yang diteras itu, itu adalah sepedamu dari Shania,ibu juga bingung mengapa nak Shania bisa sebaik itu padamu?” Tanya ibu Dhike balik.

Setelah mendengar perkataan ibunya, Dhike langsung menelpon Shania menanyakan perihal ini. Dalam percakapan panjang lebar tersebut,Shania tak mau Dhike menolak pemberiannya, jika Dhike menolak maka persahabatan mereka berakhir. Mendengar hal tersebut Dhike pun mengalah dan menerima pemberian sobatnya itu. Dalam hati Dhike terdapat gumpalan beban yang menyesakkan,Dhike bukan merasa senang diberikan barang – barang oleh Shania, dia merasa seperti orang mencari kesempatan atas kemakmuran Shania, dia mengerti kalau keluarga Shania tak mempermasalahkan hal itu, tapi bagaimana teman – teman di sekolah. Tak banyak yang mencibir Dhike dan Shania. Mereka pernah berkata kalau Dhike hanya memanfaatkan Shania sebaliknya juga. Intinya persahabatan mereka adalah palsu, mereka hanya bersahabat untuk memenuhi kebutuhan masing2, Shania mau berteman dengan Dhike karena Dhike anak pintar yang dapat memberi contekan saat ujian dan seorang yang dapat jadi pesuruh untuk mengerjakan semua pr nya, sedangkan Dhike dapat meminta segala kebutuhan materinya dengan meminta kepada Shania.

Waktu terus bergulir, tak terasa sebentar lagi kenaikan kelas 2.Dhike dan Shania sama – sama menginginkan masuk jurusan ips, jelas Shania ingin meneruskan karier papanya, sedangkan Dhike juga suka bidang ips, nilai –nilainya sangat bagus di rapor, lagipula Shania selalu memaksanya untuk masuk ips agar peluang mereka sekelas lagi semakin besar.

Dan jangan tertinggal dalam urusan cinta. Karena cinta kepada seorang cowok, persahabatan Shania dan Dhike yang telah berjalin lama bisa retak.

Kisahnya di mulai saat Shania menyukai seorang gadis yang 1 sekolah dan sekelas dengan Dhike,Shania memang tak sekelas lagi dengan Dhike saat duduk di bangku 2 sma.Dendy,nama cowok itu. Dia ganteng dan ramah. Dia adalah kapten tim basket di sekolah Shania dan Dhike. Bukan hanya itu yang membuat Shania jatuh cinta pada Dendy.Dendy pernah menolong Shania saat hampir terjatuh di tangga yang licin, tanpa sengaja Dendy menarik lengan Shania agar tidak terjatuh, saat momen itulah kedua mata mereka saling beradu bak kisah pangeran yang menarik lengan sang putri yang hendak pergi meninggalkannya, namun saat itu posisinya terbalik.Shania bercerita pada Dhike kalau dia menyukai Dendy namun belum berani menyatakan perasaanya kepada cowok pujaannya.Dhike yang mendengar pernyataan dari sobatnya kalau dia suka dengan Dendy, gadis yang juga di sukai Dhike sejak masih duduk di kelas 1 sma, menjadi kaget dan tertunduk. Hati Dhike seperti bunga yang kelopaknya bertaburan karena angin yang berhembus bagai badai, menggetarkan dan begitu pahit untuk di rasakan, begitu berat untuk di pahami, bagaimana ini, ia tak mungkin bersaing dengan sahabatnya sendiri dalam mendapatkan Dendy, dia juga tak mungkin mengkhianati persahabatan mereka yang telah lama mereka jaga.

Tapi telah jelas dalam kisah ini.

  Dhike yang akan menang, sebab Dendy juga mencintai Dhike.Dendy berharap Dhike mau menerimanya untuk menjadi sepasang kekasih.Dendy menyukai Dhike dia adalah Cewek yang sopan,baik dan ramah serta apa adanya.Dendy menyukai cewek yang tampil sederhana, semua tipikal cewek idaman Dendy ada di Dhike.

Lalu, kalau sudah seperti ini.

Apakah Dendy dapat memilih salah satu dari 2 cewek yang bersahabat ini. “Dhike,aku hanya menyukaimu aku juga cinta sama kamu bagaimana aku bisa menerima Shania kalau hatiku telah dimiliki dirimu.” Ucap Dendy lembut kepada Dhike. “Den, maafkan aku…aku tak mau sahabatku terluka “tapi kau membuat hatiku terluka Dhike, dengan cara memaksaku menerima Shania untuk jadi kekasihku.”potong Dendy. “Den,percayalah..Shania adalah cewek yang bisa membuat harimu berwarna..hehe”,celoteh Dhike.

Padahal dalam hatinya berharap bahwa Dendy adalah cowok yang di takdirkan tuhan untuknya. “tak ku sangka, kau seperti ini, baiklah jika ini mau mu, dan sejak saat ini aku MEMBENCIMU.” Ujar Dendy sambil berdiri lalu pergi meninggalkan Dhike yang diam terpaku menyesali apa yang dia ucapkan.

Seminggu telah berlalu, dan kini Shania dan Dendy resmi berpacaran.Dendy akhirnya menyatakan rasa cintanya pada Shania, tentunya di bantu oleh sahabatnya. Dalam hati Dhike, ia tak tau mengapa rasa ini tercampur aduk antara kebahagiaan dan kesedihan. Bahagia karena sahabatnya dapat menemukan cinta yang selama ini ia harapkan, namun di sisi lain Dhike sangat sedih, hatinya bagai teriris pisau yang tajam, bagaimana tidak, kalau kekasih yang di cintai Shania adalah cowok yang juga begitu sangat ia cintai, dialah Dendy.

  Shania begitu menikmati hubungannya dengan Dendy, mereka selalu berdua bahkan kini Shania lebih sering jalan bersama dengan Dendy dibanding dengan Dhike. Dhike tak begitu mempersoalkannya, dia tahu bahwa sahabatnya itu sedang kasmaran dan ingin menikmati dunia bersama kekasihnya.Dendy tak begitu menikmati, tentu alasannya sudah jelas bahwa yang Dendy mau hanya Dhike, bukan Shania.

Pagi hari,Dhike sengaja datang lebih awal karena ingin menyelipkan secarik kertas di laci meja Dendy. Tak di sangka Shania telah berdiri dihadapannya, “surat apa yang lo selipkan di meja cowok gue,Dhik?” Tanya Shania sambil menatap tajam Dhike.“ooh..eenggaak bu…buukan apa- apa kok.”jawab Dhike begitu gugup.Shania langsung mengambil surat itu dan membacanya. Keringat langsung mengguyur seluruh tubuh Dhike, dalam hatinya bercampur rasa sesal dan takut, ia tak mau sahabatnya itu salah paham. “ooh…ternyata selama ini cewek itu elo,Dhik, gue gak nyangka ya.. lo bisa setega ini sama gue..lo sama aja mengkhianati persahabatan kita.”Kata  Shania“Shania, dengerin gue dulu, gu,,gue gak bermaksud seperti ini.”bela Dhike. “dasar pengecut lo"balas Shania kesal.

Gak nyangka gue Dhik“lo itu udah gue anggap sebagai saudara gue sendiri, tapi apa sekarang, lo main belakang sama cowok gue… “Shania, dengerin gue dulu… “udahlah, gue gak mau denger penjelasan dari penikung macam loe… sekarang gue bakal buktiin kalo gue bisa miliki Dendy seutuhnya, kita main secara terang-terangan…”ucap Shania sembari berlalu meninggalkan Dhike.

Sejak kejadian itu, hubungan persahabatan mereka menjadi renggang.Shania tak lagi mau dekat- dekat dengan Dhike, kondisi ini di manfaatkan oleh Bebby,Bebby juga tak menyukai Dhike,Bebby hendak mengadu domba mereka berdua. “udahlah Shan, ngapain juga lo mikirin si pengkhianat itu, dia tuh gak pantes jadi sahabat lo, gak tau diri banget setelah apa yang udah lo kasih ke dia, dia malah kayak gitu sama elo..”ujar Beby memanas – manasi Shania. “diam lo, gue gak perlu saran dari lo, mendingan lo pergi daripada ntar gue tampar lagi kayak waktu itu.”. “eitss…sabar, gue disini ada di pihak lo, gue tuh kesini Cuma mau kasih tau lo ajah kok, kalo si Dhike lagi berdua – duaan tuh ama cowok lo, Dendy.”.Beneran, mereka ada di taman sekolah tuh, sambil pegangan tangan mesra gitu,” ucap Beby menambah panas hati Shania.

Saat bersamaan Dhike dan Dendy sedang berada di taman,mereka memang sedang duduk berdua, tetapi tidak untuk bermesraan,Dhike hendak memperjelas persoalannya dengan Shania.Dan meminta agar Dendy dapat berbicara ke Shania kalau semua ini hanya salah paham.“Dhike, bukankah bagus jika Shania telah mengetahuinya, dengan begitu kita tak perlu bersandiwara lagi di depannya, kalau ini tetap di lanjutkan akan banyak hati yang tersakiti.” Ujar Dendy. “tapi Den, ini tak semudah yang kamu kira, kita tak mungkin bisa bersatu diatas kesedihan sahabatku sendiri.”jawab Dhike.

Nampak kejauhan Shania memandangi mereka berdua, dari sorot matanya, Shania sangat marah dan dendam kepada sahabatnya itu.Karena tidak kuat Shania berlari meninggalkan mantan sahabatnya dengan pacarnya itu.Kemudian Dhike dan Dendy mengejar Shania yang lari di pinggir jalan.Dhike tidak kuat mengejar Shania karena kelelahan.Namun Dendy tetap mengejar Shania.Tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak Dendy.

Bunga berguguran bagai di musim semi, langit yang mendung menambah suasana semakin terasa hampa dan menyedihkan.Air mata menetes di pipi Dhike, ia terlalu egois memaksakan seseorang yang begitu ia cintai untuk mencintai orang tak di cintainya. Bodoh, kini apa yang ia dapat…dia telah ditinggal pergi oleh orang yang sangat ia cintai untuk selamanya.

Kedua orang yang ia cintai telah pergi meninggalkannya,Dendy telah menghadap sang kuasa, sedangkan Shania sahabatnya itu telah memutuskan hubungan persahabatan mereka.Shania semakin benci dan kini ia dendam dengan Dhike,Shania menyalahkan Dhike atas kematian Dendy.Dhike dapat menerima jika Shania masih marah dengannya, tetapi saat keluarganya terbawa masuk kedalam masalah mereka,Dhike tak tinggal diam.ayahnya yang tak tahu menahu bingung akan sikap Shania yang tidak bersahabat.Kenapa memecat saya, apa salah saya.”kata ayah Dhike yang bekerja sebagai satpam di perusahaan papanya. “tanya saja sama anak bapak, dia sudah menghancurkan hati saya.” “Dhike melakukan apa sama Shania, maafkanlah dia,saya yakin Dhike tak sengaja melakukannya, ia anak yang baik, bukankah Shania telah lama berteman dengannya.”ayah Dhike. “tidak , ini sudah urusan nyawa pak, kekasih saya meninggal saat besama dia..tak dapat saya maafkan lagi, saya sangat membencinya..sangat MEMBENCINYA…”

Ayah dammar Dhike hingga bersujud di kaki Shania agar reno memaafkan anaknya, tetapi Shania tidak dapat menerima, bahkan Shania mendorong ayah Dhike hinggat terjatuh. Dhike yang hendak menengok ayahnya bekerja kaget atas perilaku Shania terhadap ayahnya. “Shania, lo apa –apaan sih, ini masalah kita mengapa kamu ajak ayah saya ikut dalam persoalan ini”ucap Shania.Shania tak menggubrisnya, dia langsung pergi meninggalkan Dhike dan ayahnya, namun tangannya ditahan oleh Dhike. “tunggu Shan, jawab pertanyaanku, mengapa kamu begitu sangat membenciku, hingga ayahku kau perlakukan seperti ini”. “ sok ngomong manis depan gue, kamu..kamu..hei dengar yah gue bukannya Cuma sangaat membenci lo tapi gue juga sangat dendam sama lo, ini baru permulaan, lihat apa yang akan gue lakukan untuk membalas rasa sakit hati ini Dhik,” ujar Shania sambil menatap tajam mata Dhike, tersulut mata penuh kekesalan untuk membalaskannya.Shania begitu membenci Dhike.

Persahabatan yang telah berjalan lama sejak duduk di bangku smp hingga sekarang harus berakhir hanya karena cinta pada seorang cowok, dan juga karena kesalahpahaman. Persahabatan Dhike dan Shania telah berakhir. Itulah menurut Shania, tetapi tidak menurut Dhike,Dhike masih mengharapkan Shania menjadi Shania yang dulu yang dia kenal,yang selalu ada untuknya,yang sangat sayang padanya. Dhike senantiasa berdoa pada Tuhan agar di bukakan pintu maaf Shania  untuknya, dibukakan mata hati Shania untuk menjadi Shania yang Dhike rindukan seperti dulu.

Menjelang ujian nasional, siswa – siswi sekolah mulai resah dan gusar bagaimana mereka dapat lulus dan mendapat nilai yang bagus, sebelum ujian, mereka mendapatkan latihan terlebih dahulu. Namun Untuk mengikuti latihan ujian nasional, semua tunggakan bayaran sekolah harus segera diselesaikan.
Bukan Dhike  jika menyerah, dia pun bekerja, mencari uang untuk membayar uang sekolahnya. Saat pulang sekolah dia bekerja menjadi pengantar susu ke rumah – rumah pelanggan. Pekerjaan ini ia dapat dari temannya,dani yang cukup simpati atas hal yang terjadi padanya. Berkat kerja kerasnya beberapa hari, uangnya dapat terkumpul dan ia pun dapat membayar uang sekolah dan sisanya ia berikan kepada ibu nya untuk membantu keperluan keluarga.

Saat ujian nasioal telah berlalu dan masa – masa indah sma telah berakhir..perpisahan pun telah tiba, Dhike masih merindukan sosok Shania sebagai sahabatnya bukan seorang yang menganggapnya sebagai musuh.Shania yang diharapkan Dhike sedang mendapatkan musibah, adik satu –satunya yang ia miliki,Ayana menderita gagal ginjal, adiknya kini terbaring di rumah sakit dan kritis. Dokter menyatakan bahwa Ayana memerlukan donor ginjal segera jika tidak ia akan meninggal. Papa mama Shania serta Shania pun khawatir, berusaha mencari donor ginjal yang cocok untuk Ayana. Karena harus menjaga Ayana dan mencari pendonor ginjal.

Di perusahaan ayahnya, reno menawarkan semua karyawannya untuk menjadi pendonor ginjal, imbalannya ia akan memberikan uang yang dimau si pendonor itu.

Beberapa karyawannya tertarik namun tak satupun yang cocok untuk Ayana. Sepertinya apa yang telah ia lakukan sia – sia tak ada hasil.Shania terpukul sekali,,. Dia mencoba menenangkan diri disebuah taman kota yang menjadi tempat favoritnya bersama Dhike dulu, dia sedih, air matanya tak terasa membanjiri pipinya,ia tak peduli dengan tatapan mata orang yang lewat didepannya. Ia tak mau kehilangan adik kesayanggannya itu. Tak di sadarinya Shania bertemu dengan Dhike. “Shania..kau kah itu?, mengapa kau menangis.”sapa Dhike sambil duduk disebelah Shania. “bukan urusan lo, ngapain lo disini, ngapain juga duduk di samping gue.”ucap reno sambil mengusap air matanya. “inikan tempat favorit kita berdua, aku kangen sama kamu Shan, karena itu aku kesini dan berharap bisa bertemu denganmu,ternyata Tuhan mendengar pintaku,akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu.”ujar Dhike sambil tersenyum manis untuk Shania.”gak usah basa – basi deh, sekarang pilih..lo yang pergi apa gue yang pergi” ucap Shania. “Shan, sampai kapan kamu membenciku, sampai kapan kamu bisa memaafkanku, aku gak bisa kalau harus melupakanmu".“udahlah Dhik gue lagi ada masalah, jangan buat gue kesal, adik gue lagi sakit.”;ceplos Shania. “hah,Ayana sakit apa Shan?”Tanya Dhike ingin tahu. “ dia sakit ginjal dan memerlukan donor ginjal segera jika tidak…” “jika tidak kenapa Shan..” potong Dhike. “ jika tidak Ayana akan meninggal, puaas lo Dhike,udah gue kasih tau, sekarang lo pergi, tinggalin gue sendiri.”tutup Shania. “Shan, aku mau jadi pendonor ginjal buat Ayana.” Ujar Dhike yakin. “ maaf gue gak perlu bantuan lo.” “Shan,percaya ini demi adik lo,Ayana udah seperti adik gue sendiri.lo gak mau kan terjadi apa- apa sama dia jika terlambat untuk mencari donor untuknya”.

Karena terpaksa,Shania pun menyetujuinya,Dhike pun di bawa ke rumah sakit tempat adiknya di rawat untuk diperiksa. Jika ginjalnya cocok, maka Dhike akan menjadi pendonor untuk Ayana dan harus menjalani operasi, dengan begitu Dhike hanya memiliki 1 ginjal nantinya. Setelah menjalani berbagai pemeriksaan, dokter pun menerangkan bahwa ginjal Dhike cocok dengan Ayana. Keluarga Shania pun bersyukur.

Dhike pun masuk keruang opersai, begitu pula dengan Ayana.Shania berhrap keselamatan untuk keduanya, orang yang ia sayang,Shania mencoba melawan sikap pendendamnya. 3 jam telah berlalu, operasipun selesai dan lancar. Keduanya telah melewati masa kritisnya, mereka di bawa kekamar rawat masing – masing,Ayana telah sadar, ini membuat keluarganya bahagia, namun Dhike sampai sekarang belum sadarkan diri.Shania mencoba melawan rasa simpatinya terhadap Dhike,yakin sebentar lagi Dhike akan sadar lagi pula disana sudah ada orang tuaku yang menjenguk serta orangtua Dhike sendiri. 3 bulan setelah operasi itu,Shania menepati janjinya. Ia memperkerjakan Dhike di kantornya,Dhike senang bisa bekerja dikantor orang yang selalu ia anggap sebagai sahabatnya itu,Shania tetap bersikap dingin dengan Dhike, tetapi ini tak pernah membuat Dhike menjauhi Shania bahkan Dhike selalu ingin dekat dengan Shania. “ini kopinya ibu bos.”sapa Dhike kepada Shania sambil menaruh secangkir kopi panas di meja kerja reno. “makasih.”ucap Shania“kalau perlu apa – apa panggil ajah yah.”ujar Dhike. “iya”jawab Shania sedikit jutek.

Lalu Dhike pergi dan menutup pintu mebiarkan Shania kembali bekerja.Dhike kembali bekerja di dapur, namun hari ini terasa aneh.Perut di bagian bawah dekat pinggangnya terasa sangat sakit, ia mencoba tetap kuat dan melawan rasa sakit itu, tapi rasa sakitnya semakin menjadi. Hingga ia menjatuhkan gelas yang ia hendak cuci.

Mendengar keributan di dapur memerapa karyawan menghampirinya dan menolongnya. “Dhike tidak apa- apa?”Tanya salah satu karyawan itu. “tidak apa- apa kok bu.”jawab dammar pelan. Hal seperti ini sering terjadi, bahkan Dhike sempat pingsan dan di bawa kerumah sakit,Shania yang tahu akan itu hanya diam tak pura – pura tidak tau bahkan tak mau tau akan sakit yang di derita Dhike.

Keesokan harinya Dhike datang kekantornya, ia mulai seperti biasa bekerja sebagai office boy, sudah seminggu Dhike tidak kelihatan. Saat melihat Dhike,Shania langsung memanggilnya  keruangannya. “Dhike kamu kenapa?”Tanya Shania. “tidak apa-apa ibu bos.”jawab Dhike. “Dhike, maaf yah kamu saya pecat..”ucap Shania.kali ini nada bicara Shania sangatlah lembut.entah apa yang di inginkan Shania.tetapi Dhike menerimanya dan pergi begitu saja tanpa berpamitan.Dhike menangis, ia tak tau lagi apa yang harus dilakukannya agar reno bisa seperti dulu, orang yang ramah dan baik memperlakukannya.

Di ruangannya reno terpaku diam dan tak terasa air matanya terjatuh, airmata untuk Dhike. Dhike pulang kerumah, ia tak ingin terlihat bersedih dihadapan orangtua dan adiknya. Ia pun tak mengatakan tentang sakit yang kini datang menghampirinya, orangtua Dhike kini mempunyai warung yang diberikan oleh orangtua Shania karena dammar telah mendonorkan ginjal untuk Ayana.Dhike sangat menyayangi ayah,ibu dan ke 3 adiknya,ia berjanji takkan merepotkan mereka lagi.Dhike berharap air matanya telah habis, agat tiada kesedihan lagi menghampirinya…tiada lagi.

  Shania datang kesiangan kekantor, semalam ia merenung tentang kisah yang telah terjadi. Ia langsung menuju ruangannya,tetapi sekretarisnya menghampirinya dan menyerahkan sebuah buku yang berisi tulisan milik Dendy yang dititipkan oleh teman sekelasnya.Kemudian Shania pun membacanya

Lembar  demi lembar di buku itu ia baca,meneteslah lagi air matanya. Ia bahkan tak sanggup meneruskan untuk membaca, tetapi ia mencoba untuk tegar..buku inilah yang membuka mata hati Shania yang telah di butakan oleh kebencian dan dendam.

Sahabatnya yang telah ia aniaya,yang telah ia hancurkan hidupnya adalah seorang yang berhati malaikat, dialah yang selalu berusaha menjaga hatinya, tak pernah membiarkan hatinya terluka,bahkan merelakan cinta sejatinya pergi meninggalkannya hanya demi sahabat yang tak terima kasih seperti dirinya.


Shania sangat menyesal…ia tersdar bahwa air mata tak bisa menebus dosanya terhadap Dhike.
Shania mendatangi rumah Dhike,rumah yang sudah lama tak ia datangi semenjak ia membenci Dhike.Shania tak sudi untuk menginjakan kakinya disini.Shania mengetuk pintu rumah Dhike, tetapi rumah itu tampak sepi seperti tak berpenghuni. Lalu Shania bertanya ke tetangga sebelah rumah dammar.

Tetangga tersebut bercerita bahwa keluarga Dhike telah pindah,hendak pulang ke kampung halamannya. “ibu tau mereka pindah ke daerah mana?.”Tanya Shania. “buat apa kau bertanya itu, bukankah kau tidak ingin bertemu dengan Dhike” Tak disangka reno, dani berdiri di belakangnya(Dani Adalah teman curhat Dhike. “dani…”ucap Shania kaget. “mengapa baru sekarang kau kemari Shan.” “dani,maaf gue terlalu jahat,gue mau minta maaf sama Dhike, gue mau hubungan pershaabatan gue sama dia terjalin lagi, seperti dulu..gue menyesal.”tutur Shania menahan tangis. “tapi ini telah berakhir Shan, ia takkan bisa bersamamu lagi.” Ucap dani. “maksud nya apa, apakah Dhike kini juga membenci gue,gak apa-apa deh gue terima, gue bakal terima perlakuan apa ajah dari dia,tapi pliss jangan halangi gue buat ketemu dia ,gue kangen sama dia.” “gue gak bakal ngelarang lo kok ketemu sahabat lo,dia memang sahabat sejati lo Shan, sayangnya lo gak bisa menjaganya.” “maksud lo apa si dan,gue gak pahan semua omongan lo.” “Shan, asal lo tau,Dhike menderita gagal ginjal, ginjalnya memang tinggal satu karena yang satunya ia berikan kepada adik lo,ternyata ginjal Dhike yang tingggal 1 itu tak berfungsi dengan baik, dia harus senantiasa cuci darah, selama ini ia sembunyikan penyakitnya itu, orangtuanya pun tak dia beritahu.sampai akhirnya…” “ya Tuhan…kenapa bisa begini apa yang telah ku perbuat pada sahabatku, aku telah membunuhnya.”

Tangis Shania pun tak tertahankan. “Shan,sabar Shan, ini semua bukan salah lo sepenuhnya..kita iklaskan saja.” “iklhaskan dan…maksud lo apa dan..trus kalimat lo apa yang akhirnya itu..kenapa ada apa dengan dia selanjutnya dan…kasih tau ke gue…”ucap reno “lo harus kuat Shan,Dhike tidak bisa terselamatkan, dia sudah terlalu parah, tenaganya tak dapat membendung rasa sakit yang ia rasakan.”tutur dani, dani pun tak dapat menahan air mata nya. “Dhike udah gak ada,Dhike udah pergi menyusul Dendy.”lanjut dani meneruskan kalimatnya yang terpotong.

Bagai bunga yang berguguran,Shania tak dapat menjaga keseimbangan tubuh,Shania tak kuat mendengarnya,ia pun jatuh pingsan. Kicauan burung di pagi hari, bunga melati yang bermekaran kini banyak yg gugur dan jatuh ketanah. Semerbak harumnya menambah lemah jiwa – jiwa yang menghirupnya, langit nya bagai langit di senja hari.hari ini begitu memilukan…memilukan hati.

  Shania terduduk lemah bagai tak ada sisa – sisa tenaga lagi, kepalanya terbaring di atas batu nisan yang bertuliskan nama “Dhike” tepat disebelahnya adalah makam Dendy…air mata Shania terus mengalir seakan tak ada habisnya, tak dapat mengukur kepedihan hatinya serta penyesalannya yang begitu besar. Terdengar sayup bisikan lembut ditelinga kanannya hingga membuat dirinya terjaga dan kembali menangis, bisikan itu membuat hatinya tenang namun batinya terasa teriris … KAU TETAP TEMAN TERBAIKKU....

THE END~~~
Sangat Mengharu Biru Yah:') Makanya Jangan Sia-Siain Sahabatmu.
GANBATTE
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar

#Admin Dendy(Mr.Mawe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar